Sabtu, 30 Januari 2010

DIET ALA RASULLULLAH SAW

DIET ALA RASULULLAH SAW.

Di posting oleh Pak Uki/Sukri Rivai (RT 5/RW 25 Abadijaya)

Rupaya tanpa kita sadari, dalam makanan yang kita makan sehari-hari, kita tak boleh sembarangan.

Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit antara lain
penyakit kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan dan
penyakit lainnya.

Ustaz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah tak pernah sakit perut
sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanan beliau sehari-hari.

Insya Allah kalau Anda mengikuti diet Rasullullah ini, Anda takkan
menderita sakit perut ataupun keracunan makanan.

1. Jangan makan SUSU bersama DAGING

2. .Jangan makan DAGING bersama IKAN

3. Jangan makan IKAN bersama SUS

4. Jangan makan AYAM bersama SUSU

5. Jangan makan IKAN bersama TELUR

6. .Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD

7. Jangan makan SUSU bersama CUKA

8.. Jangan makan BUAH bersama SUSU

CARA MAKAN:

9. Jangan makan buah setelah makan nasi, sebaliknya makanlah buah terlebih
dahulu, baru makan nasi.

Tidur 1 jam setelah makan tengah hari (30 menit cukup untuk kamu yg jam
istirahat siangnya terbatas)

Jangan sesekali meninggalkan makan malam..

Barang siapa yg meninggalkan makan malam dia akan dimakan usia dan
kolesterol dalam tubuh akan berganda. Dampaknya akan kita rasakan ketika
lanjut usia.
Untuk yang takut gemuk, makan malam boleh dilakukan di bawah jam 7 malam.

Dalam Al-Quran juga melarang kita makan makanan darat bercampur dengan
makanan laut.

Hadits Nabi pernah mencegah seorang sahabat makan ikan bersama susu karena
akan cepat mendatangkan penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan
bahwa dalam daging ayam mengandung ion+ sedangkan dalam ikan mengandung
ion-, jika dalam makanan kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus kita.

Al-Quran juga mengajarkan kita menjaga kesehatan seperti melakukan
beberapa amalan antara lain:

1. Mandi pagi sebelum subuh, sekurang-kurangnya sejam sebelum matahari
terbit. Air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan
lemak.
Kita boleh saksikan orang yang mandi pagi kebanyakan badan tak gemuk. (Wah
boleh juga nich untuk kamu yang pengen kurus)

2. Sunnah Rasulullah menganjurkan minum segelas air dingin (bukan air es)
setiap pagi, manfaatnya Insya Allah jauh dari penyakit.

3. Ketika sholat subuh disunatkan untuk bertafakur (yaitu sujud
sekurang-kurangnya satu menit setelah membaca doa). Kita akan terhindar dari sakit kepala atau migrain. Ini terbukti oleh para ilmuwan yang
membuat kajian kenapa dalam sehari kita perlu bersujud. Ahli-ahli sains
telah menemui beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala
yg tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir ke ruang
tersebut.

4. Hadits Nabi juga mengajarkan kita untuk makan dengan tangan (tidak
memakai sendok) dan bila habis hendaklah menjilat jari.

5. Begitu juga ahli sains telah menemukan bahwa enzyme banyak terkandung
di celah jari jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur. (enzyme
sejenis alat percerna makanan).

6. Hadits Nabi, Ilmu itu milik Allah, barang siapa menyebarkan ilmu demi
kebaikan Insya Allah, Allah akan menggandakan 10 kali kepadanya

Mengapa Hati Gelisah


Mengapa Hati Gelisah
Di posting oleh Pak Sukri Rivai (Pak Uki, RT 5/RW 25 Abadijaya)


Oleh Muhammad Arifin Ilham

Sesuai dengan makna dasarnya, qalb (hati) adalah sesuatu yang bolak-balik. Ia tidak berpendirian tetap, tetapi selalu berubah-ubah. Pagi dalam keadaan taat, sore kembali berbuat maksiat. Kemarin sudah bertaubat, hari ini kembali berdosa.

Dan, akhirnya bukanlah hal yang aneh, jika kemudian hati menjadi gelisah.. Tanda kegelisahan hati adalah hidup yang terasa hambar. Segala sesuatu dijalani dengan hampa. Makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak. Oleh karena itu, saatnya kita kenali, mengapa hati selalu gelisah.

Pertama , karena banyaknya dosa. Disadari atau tidak, ketika seorang mukmin berbuat dosa, maka akan diliputi oleh rasa bersalah. Dengan demikian, hati pun menjadi gelisah. Hidupnya dalam keterasingan. Ibnu Qayyim berkata, ''Jika kamu menemukan keterasingan karena perbuatan dosa, maka segera tinggalkan dan jauhi dosa dan maksiat. Hati tidak akan tenang dengan perbuatan dosa.''

Kedua , kurang bersyukur. Padahal, Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk semua yang ada di langit dan yang ada di bumi, dengan penuh kasih sayang dan hanya untuk manusia. ''Dan tidak ada binatang melata pun yang hidup di muka bumi ini melainkan Allah yang memberinya rezeki ...'' (QS Hud [11]: 6).

Ketiga , banyak menuntut. Bisa dipastikan hati akan selalu gelisah jika seseorang berpikir harus memiliki segala sesuatu, sementara ia tidak mempunyai kemampuan dan daya tunjang yang memadai untuk meraihnya.

Keempat , cinta dunia. Rasulullah SAW mengkhawatirkan umatnya yang mencintai dunia secara berlebihan. ''Yang paling aku takutkan dari umat sepeninggalanku adalah jika kesenangan dunia dan hiasannya dibuka untuk kalian.'' (Muttafaq 'Alaih). Kelima , terlalu berharap pada manusia. Seseorang yang bergantung pada selain Allah, hanya akan kecewa.

Keenam , berbuat zalim. Menzalimi orang, itu artinya meninggalkan perasaan tidak enak. Karena itu, segeralah meminta maaf. Karena, meminta maaf dekat dengan ketakwaan yang pada akhirnya menimbulkan ketenangan. (QS Al-Baqarah [2]: 237).

Ketujuh , lemah iman. Seseorang yang lemah iman akan mudah mengeluh dan menyalahkan keadaan. Bahkan, orang yang lemah iman tidak yakin dengan kemahakuasaan Allah. Padahal, hidup dan mati, rezeki dan jodoh manusia, semua sudah diatur dan ada dalam kekuasaan Allah SWT.

Kedelapan , tidak sungguh-sungguh menaati syariat Allah, malas beribadah, dan enggan bertaubat kepada-Nya.. Itu tampak pada banyaknya tindakan maksiat yang dikerjakan setiap harinya.

Jumat, 01 Januari 2010

Tahukan anda : Tahun Baru 1 Muharram dan 1 Januari


Tahun baru Hijrah - Muharram
Menurut riwayat para ulama ahli tarikh yang masyhur, tarikh Islam mula-mula ditetapkan oleh Umar bin Khattab r.a. ketika ia menjadi khalifah pada tahun 17 Hijrah. Menurut kisahnya, hal ini terjadi disebabkan pada suatu hari Umar menerima sepucuk surat dari sahabatnya, Abu Musa Al-Asy’ari r.a. tanpa dibubuhi tanggal dan hari pengirimannya. Hal itu menyulitkan bagi Umar untuk menyeleksi surat yang mana terlebih dahulu harus diurusnya, sebab ia tidak menandai antara surat yang lama dan yang baru. Oleh sebab itu, Umar mengadakan musyawarah dengan orang yang terpandang dikala itu untuk membicarakan serta menyusun masalah tarikh Islam.
Dalam musyawarah tersebut ada beberapa pilihan tahun bersejarah sebagai patokan untuk memulai tarikh Islam tersebut yaitu: tahun kelahiran Nabi Muhammad, tarikh kebangkitannya menjadi Rasul, tahun wafatnya, atau ketika Nabi hijrah dari Mekkah ke Madinah. Diantara pilihan tersebut maka akhirnya ditetapkanlah bahwa dimulai dari hari berpindahnya (hijrahnya) Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah menjadi awal tarikh Islam yaitu awal tahun Hijriyah, sebagaimana dahulu telah ditetapkan bahwa, hari Nabi Isa a.s. dilahirkan ditetapkan sebagai awal tahun Miladiyah atau Masihiyah.
Kemudian setelah permulaan tahun itu diputuskan, maka dimusyawarahkan pula bulan apa yang baik dipergunakan untuk tiap-tiap awal tahun tersebut.Akhirnya setelah dipilih maka ditetapkanlah bahwa bulan Muharramlah yang dipergunakan untuk permulaan tahun Islam.
Kenapa Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ditetapkan sebagai permulaan Tarikh Islam (Tahun Hijriah)?
Hijrahnya Nabi sangat besar artinya dalam sejarah perkembangan da’wah Islamiyah. Karena setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, da’wah Islam mulai mencapai kejayaannya yang gemilang. Kalau sebelum hijrah ummat Islam adalah golongan yang ditindas dan disiksa oleh kaum Musyrikin, maka setelah Nabi hijrah kaum muslimin telah mempunyai kedudukan yang kuat dan telah terbentuk sebuah negara Islam yang memiliki peraturan, pimpinan serta undang-undang tersendiri. Oleh karena itu diharapkan peristiwa hijrah akan dikenang oleh umat Islam pada tiap-tiap tahun bagaimana perjuangan yang gigih dan pengorbanan tenaga dan jiwa raga Nabi serta para sahabatnya dalam meneggakkan Islam. Disamping itu hijrah Nabi juga menunjukkan bahwa Allah memisahkan dan membedakan antara yang haq dan yang bathil, membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Disunting dari : TQ “Anak Sholeh” Site
Umat manusia merayakan Tahun Baru. Tahun Baru.. diartikan sebagai sebuah pijakan untuk memulai kehidupan.. Dengan hal-hal baru, dengan semangat baru, dengan.. harapan baru… untuk mencapai pencapaian baru……..




Tahun Baru, 1 Januari
Setiap ajaran agama mempunyai pilihan sendiri.. akan hari pertama di Tahun Baru. Sebagaimana yang tertulis dalam wikipedia dibawah ini :
• Dalam kalender Bahai, tahun baru jatuh pada tanggal 21 Maret yang disebut Naw Ruz.
• Rosh hasanah adalah perayaan tahun baru bagi umat Yahudi. Hari tersebut jatuh sebelum tanggal 5 September pada kalender Gregorian.
• Tahun baru Hijriyah dalam kalender Hijriyah dirayakan setiap tanggal 1 Muharam.
• Tahun baru Tiongkok atau Imlek jatuh pada malam bulan baru pada musim dingin (antara akhir Januari hingga awal Februari).
• Tahun baru Thailand dirayakan mulai tanggal 13 April hingga 15 April dengan upacara penyiraman air.
• Tahun baru Vietnam disebut T?t Nguyên ?án, dirayakan pada hari yang sama dengan Imlek.
Sebelum tahun 708 AUC (waktu itu orang Romawi masih menggunakan kalender Ab Urbe Condita [AUC], yakni berdasarkan berdirinya kota Roma pada 753 tahun sebelum Masehi), orang Romawi memasuki tahun baru pada setiap 1 Maret.
Maret adalah bulan pertama yang menandakan dimulainya musim semi dan menjelang bulan purnama penuh yang pertama dalam 365 hari itu. Musim semi selalu dijadikan patokan tahun baru, yang diartikan sebagai kehidupan baru. Orang Italia menyebut musim semi dengan la primavera, artinya kehidupan yang pertama.
Bukti bahwa bahwa Maret sebagai bulan pertama masih dapat dilihat hingga kini, yakni dengan nama bulan-bulan. Bulan ke-7 disebut September (septem = tujuh), bulan ke-8 disebut Oktober (octo = delapan), bulan ke-9 disebut November (novem = sembilan), dan bulan ke-10 disebut Desember (decem = sepuluh). Dahulu bulan Juli dan Agustus disebut Bulan Ke-5 (Mensis Quintilis) dan Bulan Ke-6 (Mensis Sextilis). Hingga jelasnya bahwa berdasarkan nama bulan-bulan tersebut akan urutan bulan dalam kalender.
Akhir tahun 46 SM, Julius Gaius Caesar (59 – 44 SM) menetapkan sistem kalender baru, yakni sistem solar (matahari) dari sebelumnya sistem lunar (bulan). Sistem kalender baru itu ditetapkan untuk diberlakukan pada 1 Januari, yang sebelum itu hanya merupakan hari biasa. Pada waktu itu, 1 Januari masih termasuk bulan ke-11 dan masih dalam tahun 46 SM. Dengan pemberlakuan kalender ala-Julius Caesar tersebut – kemudian dikenal sebagai kalender Julian – maka 1 Januari menjadi tahun baru. Sebenarnya, 1 Januari hanya merupakan peringatan pemberlakuan kalender baru tersebut. Untuk menghormatinya, bulan kelahiran Julius Caesar, yakni Bulan Ke-5, diubah dengan namanya, yakni Juli.
Sistem kalender Julian ini menghitung bahwa satu tahun terdiri dari 355,25 hari. Setiap empat tahun sekali, terjadilah perpanjangan bulan Februari. Yakni 24 Februari, atau dies sextilis (hari keenam sebelum permulaan Maret), terjadi dua hari berturut-turut untuk tanggal yang sama, misalnya 24 Februari hari Rabu dan keesokannya adalah 24 Februari hari Kamis. Bulan-bulan Maret, Mei, Juli, dan Oktober berjumlah 31 hari, sama hingga kini. Bulan Februari 28 hari. Sedangkan bulan-bulan April, Juni, Agustus, September, November, Desember, dan Januari berjumlah 29 hari.
Jumlah hari dalam bulan-bulan 29 hari, bulan kabisat, dan jumlah hari dalam setahun kemudian dibarui di zaman Kaisar Augustus pada tahun 6 SM. Untuk menghormati dan mengenang Kaisar Augutus, maka Bulan Ke-6 (Mensis Sextilis) diganti namanya menjadi Bulan Agustus.
Koreksi jumlah hari kembali dibarui oleh Gereja Roma pada tahun 1577 terhadap kalender Julian dan Augustan. Kali ini dilakukan oleh pihak Gereja Roma Katolik. Pada tahun 1582, atas perintah Konsili Trente (1545-1563) pada tahun 1577 oleh Paus Gregorius XIII (1502-1585) dikoreksi bahwa hari-hari dalam setahun berjumlah 365,2422 hari, bukan 365,25 hari sebagaimana kalender Julian. Akibatnya adalah waktu yang berjalan setiap tahun lebih lambat 11,25 menit. Nampaknya perbedaan waktu tidak terlalu berarti, namun jika dihitung sejak tahun 45 SM hingga tahun 1582, maka telah terjadi keterlambatan waktu 18.303,75 menit dalam 1.627 tahun, atau 12,7109375 hari. Perbedaan ini cukup signifikan, dan dapat menggantu pengaturan waktu pada masa-masa kemudian.
Penyesuaian segera dilakukan. Melalui keputusan inter gravissimas pada 24 Februari 1582, Paus Gregorius XIII menyatakan bahwa sesudah tanggal 4 Oktober 1582 (Kamis) langsung masuk ke tanggal 15 Oktober 1582 (Jumat) esok harinya. Jadi hanya dipercepat sepuluh hari, padahal seharusnya 12-13 hari keesokan harinya. Lantas tahun pergantian abad (semisal: 1700, 1800, 1900) yang tidak habis dibagi 400, ditiadakan dari kabisat dan dianggap tahun biasa. Maka jadilah kelender sebagaimana terpampang di rumah-rumah kita.
Komentar dan renungan
Oooooo……. Begitu tooooo…... Bila melihat kedua cerita sejarah tersebut, masih maukah kita memilih merayakan tahun baru di tanggal 1 Januari ????, tidakkah kita memiliki syariah kita bahwa kita harusnya berpedoman “ hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini…..”, berarti bagi kita pergantian hari saja sudah merupakan hal baru yang harus lebih baik….Nah, kalau demikian, masihkah kita larut dalam kebiasaan-kebiasaan pada umumnya… melakukan pesta tahun baru….. Sedangkan 1 Muharram sebagai sebuah hari di awal tahun menurut Kalender Islami… memiliki latar belakang syariah yang kuat dan baik untuk menjadikan kehidupan yang lebih baik …..… cobalah “ hitung-hitunglah apa yang akan/sudah diperbuat untuk hari esok ……bertaqwalah kepada Allah……” itulah anjuran Al Qur’an dalam surat Al Hasyr ayat 18 – 20 yang artinya :
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
19. dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik.
20. tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah Itulah orang-orang yang beruntung.

Itulah seklumit renungan pada awal tahun….., silahkan pilih mana yang baik…….

Redaksi

Idul Qurban 2007

Idul Qurban 2007
Pengulitan sapi Qurban, 2007...kaos coklat, Ta'mir Musholla ikut menguliti sapi Qurban....

Kegiatan Idul Qurban 1430 H/2009

Pada Dzulhijjah 1430 H/2009, Musholla Nurul Iman menerima 4 ekor sapi dan 23 ekor kambing dan telah diselesaikan dengan membagikan 1200 bungkus daging kurban kepada warga RW 25, masyarakat sekitar, dan yayasan-yayasan yatim piatu sekitar......

Idul Qurban 1430 H/2009

Idul Qurban 1430 H/2009
Kegiatan Pencacahan daging Qurban 1430 H/2009

Mensyukuri ni'mat Allah

Mensyukuri ni’mat Allah
Sumber: Kitab taubat , sabar, syukur (Imam Al Ghazali)


Mensyukuri nikmat Allah swt,memang perkara sulit. Nyatanya manusia hanya sanggup meleburkan diri dalam hakikat bersyukur sesungguhnya beberapa saat setelah mendapatkan nikmat yg telah di anugerahkan-NYA.Maka inilah yg tidak disadari manusia betapa berlimpahnya rizki dan nikmat yg telah Allah berikan pada kita,tapi betapa sedikitnya ungkapan syukur yg kita curahkan kepada-NYA.

Dalam Al Qur'an surat An -Naml;19;''Tuhanku ,anugerahkanlah aku kemampuan untuk mensyukuri nikmat-MU yg telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapaku dan untuk mengerjakan amal shaleh yg Engkau ridhoi,dan masukanlah aku dengan rahmat-MU ke dalam hamba hamba -MU yg shaleh''.

Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya menerangkan:''Bahwa kalimat syukur ''alhamdulillah'' menempati tingkatan tertinggi bila di bandingkan dengan kalimat tahlil ''laa ilaaha illallah dan tasbih ''Subhanallah''.Keutamaan kalimat tahmid ini, tidak hanya mengandung pengkudusan trhdp Allah swt,tapi juga memiliki makna pertauhidan yg didalamya berkumpul bekerja dengan sempurna.
Dalam sabda Rasulullah:'' Barang siapa mengatakan ''Subhanallah'', ia mendapatkan sepuluh kebaikan.Barang siapa mengatakan 'Laa ilaaha illallah' ia mendapatkan dua puluh kebaikan,Barang siapa mengatakan ''Alhamdulillah'' ia mendapatkan tiga puluh kebaikan.Allah mewahyukan kepada Nabi Daud as: ''Kalau engkau telah menyadari bahwa apa yg engkau nikmati bersumber dari-KU,maka engkau telah mensyukuri-KU''.
semoga bisa menjadikan renungan bagi kita semua.amin

Enam Pertanyaan Imam al-Ghazali


Cinta Rasul Oleh : Redaksi 29 Sep 2006 - 7:53 am

Suatu hari, Imam al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam beliau bertanya bebeapa hal.

Pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?. "

Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam al-Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "Mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (QS. Ali Imran 185)

185. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.


Lalu Imam al-Ghazali meneruskan pertanyaan yang kedua.
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".

Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar, ujarnya, adalah "MASA LALU."

Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam al-Ghazali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?".

Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "Nafsu" (QS. Al- a'araf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.


179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban sampean benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (QS. Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,

[1233] Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".
Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam al-Ghazali. Namun menurut beliau yang paling ringan di dunia ini adalah 'meninggalkan SHALAT'. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan shalat, gara-gara meeting kita juga tinggalkan shalat.

Lantas pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?".

Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang. Benar kata Imam al-Ghazali. Tapi yang paling tajam adalah "lidah MANUSIA". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. [hidayatullah.com]


Sabar dan syukur

Yaitu Kitab ke dua dari perempat bagian yang menyelamatkan dari kitab Ihya ‘Ulumuddin
Segala puji bagi Allah sang Empunya pujian dan sanjungan, yang sendiri dengan baju kebesaran-Nya, Maha Esa dengan sifat-sifat kemuliaan dan keluhuran, yang menguatkan kecemerlangan para wali dengan kekuatan sabar terhadap suka dan duka dan bersyukur atas segala bencana dan ni’mat. Shalawat kepada Muhammad SAW, penghulu para nabi. Dan kepada para sahabatnya penghulu orang-orang yang suci jiwanya, dan kepada keluarganya pemimpin orang-orang yang berbuat kebajikan lagi taqwa. Shalawat yang terlindung dengan kekekalan dari kerusakan, yang terpelihara secara terus menerus dari terputus dan berkesudahan.

Amma Ba’d, Maka iman itu terbagi dua bagian. Sebagian sabar, dan sebagiannya lagi syukur aebagaimana yang diutarakan oleh atsar-atsar dan disaksikan oleh hadits-hadits. Keduanya juga merupakan dua sifat dari sifat-sifat Allah Ta’ala dan juga (merupakan) dua nama dari asma-asma-Nya Yang Maha Baik (Al-Asmaa’ul Husna) karena Ia menamakan diri-Nya dengan Yang Maha Sabar (As-Shabuur) dan Maha Berterimakasih (As-Syakur).

Maka kebodohan terhadap hakikat sabar dan syukur adalah juga kebodohan terhadap dua bagian iman. Kemudian merupakan pula kelalaian dari dua sifat dari beberapa sifat Tuhan Yang Maha Pengasih. Tak ada jalan untuk mendekat kepada Allah Ta’ala selain dengan iman. Bagaimana dapat digambarkan menempuh jalan iman tanpa mengenal apa yang dengannya itu iman dan siapa yang dengannya itu iman. Berhenti dari mengetahui apa itu sabar dan syukur berarti berhenti pula dari mengetahui siapa yang dengan ia itu (disebut) iman. Dan (berhenti pula) dari mengetahui apa yang dengan ia itu disebut iman. Maka alangkah perlunya bagi masing-masing bagian itu (akan adanya) penjelasan. Dan kami akan menjelaskan masing-masing bagian tersebut dalam satu kitab sebab adanya keterikatan yang satu dengan yang lainnya, insya Allah.
Bagian Pertama tentang Sabar
Ada padannya keutamaan sabar, penjelasan batas-batas sabar dan hakikatnya, penjelasan bahwa sabar itu setengah dari iman, penjelasan perbedaan nama-nama sabar disebabkan berbeda-bedanya hubungan, penjelasan bagian-bagian sabar menurut perbedaan kuat dan lemahnya, penjelasan tempat persangkaan perlunya kepada sabar, dan penjelasan tentang obat sabar dan apa yang dapat dijadikan pertolongan melalui sabar. Maka itu semua ada tujuh pasal yang melengkapi pada maksud-maksud sabar Insya Allah Ta’ala...
Penjelasan Keutamaan sabar.
Allah Ta’ala sesungguhnya telah mensifatkan orang-orang yang sabar dengan beberapa sifat. Allah Ta’ala menyebutkan sabar dalam Al-Qur’an lebih pada 70 tempat. Ia menambahkan lebih banyak derajat dan kebajikan kepada sabar. Ia menjadikan derajat dan kebajikan sebagai hasil dari sabar. Maka Allah Ta’ala berfirman,“Dan Kami jadikan diantara mereka beberapa pemimpin yang akan memberikan pimpinan dengan perintah Kami yaitu ketika mereka semua bersabar.” (QS. As-Sajdah 42)“Dan Telah sempurnalah Firman yang baik dari Tuhanmu untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka”. (Al-a’raf 137)
“Dan akan Kami berikan kepada orang-orang yang sabar suatu pahala mereka dengan sebaik-baiknya sebab apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl 96.) “Mereka itulah yang diberikan pahala dua kali lipat sebab kesabaran mereka” (Al-Qashas 54).
“Sesungguhnya akan disempurnakan bagi orang-orang yang sabar, pahala mereka dengan tanpa terhitung”. (Az-Zumar 10.)
Maka tidak ada upaya pendekatan diri kepada Allah Ta’ala, melainkan pahalanya ditentukan dengan kadar (perhitungan), kecuali sabar (maka tiadalah ia dihitung). Dan karena puasa itu sebagian dari sabar, dan puasa itu ½ sabar, maka Allah Ta’ala berfirman, “Puasa itu bagu-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya”. Allah Ta’ala mengkaitkan puasa itu dengan diri-Nya diantara ibadah ibadah lain dan menjanjikan bagi orang yang bersabar bahwa Ia bersama mereka. Allah Ta’ala berfirman :“Dan bersabarlah sesungguhnya Allah itu berserta orang-orang yang sabar”. (Al-Anfal 46.)Allah Ta’ala meggantungkan pertolongan kepada sabar. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya “Ya..Kalau kamu mau beriman dan memelihara diri, sedang mereka datang (menyerang) kepadamu dengan cepat, maka Tuhan akan membantumu dengan 5000 malaikat yang akan membinasakan”. (Ali Imran 125). Allah Ta’ala akan mengumpulkan bagi orang-orang yang sabar beberapa hal yang tidak dikumpulkan-Nya bagi yang lain. Allah Ta’ala berfirman :
“Merekalah orang-orang yang medapat ampunan dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Al-Baqarah 157). Petunjuk, rahmat dan ampunan dikumpulkan bagi orang yang sabar. Dan penelitian semua ayat tentang kedudukan sabar akan sangatlah panjang bila diteruskan. Adapun hadits yang menyangkut sabar, maka diantaranya adalah sabda RasuluLlah SAW “Sabar itu ½ iman”. Sebagaimana akan diterangkan tentang sabar itu ½ iman. Nabi SAW bersabda, “Dari hal paling kurang yang diberikan kepada kamu ialah keyakinan dan kesungguhan sabar. Siapa yang diberi keberuntungan dari keyakinan dan kesungguhan sabar niscaya ia tidak peduli terhadap yang luput pada mereka dari shalat malam dan puasa siang dan engkau bersabar atas apa yang menimpamu adalah lebih aku sukai daripada disempurkannya oleh setiap orang dari kamu sekalian untukku dengan seperti amalan kamu semua. Akan tetapi aku takut bahwa akan dibukakan kepada kamu semua (kenikmatan) dunia sesudahku. Kemudian sebagian kamu menantang sebagian yang lain. Dan kamu akan ditantang oleh penduduk langit (malaikat) ketika itu. Maka siapa yang sabar dan memperhitungkan diri, niscaya akan memperoleh kesempurnaan pahala”. Kemudian Nabi membaca firman Allah Ta’ala :
“Apa yang ada di sisi kamu itu akan hilang, dan apa yang ada di sisi Allah itulah yang kekal. Dan akan Kami beri balasan bagi orang-orang yang sabar berupa pahala mereka dengan yang lebih baik sesuai apa yang telah mereka kerjakan”. Diriwayatkan Jabir, bahwa Nabi SAW ditanya tentang iman maka beliau menjawab “sabar dan suka memaafkan”. Nabi SAW bersabda “Sabar itu perbendaharaan dari beberapa perbendaharaan surga”. Pada suatu saat Nabi SAW ditanya “apakah iman itu”. Lalu beliau menjawab “Sabar”. Ini serupa dengan sabda Nabi SAW, “Hajji itu ‘arafah” artinya yang terbesar dari rukun haji itu adalah wukuf di ‘arafah.Nabi SAW bersabda pula, “Afdhalul a’mal maa ukrihat ‘alaihinnufuus”. Yang artinya, “Amal yang paling utama adalah yang lebih dipaksakan kepadanya nafsu”.
Dikatakan Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepada Nabi Dawud AS, “Berakhlaklah dengan akhlak-Ku. Sesungguhnya sebagian dari akhlak-Ku adalah Aku sesungguhnya Maha Sabar.Pada Hadits yang diriwayatkan Atha’, dari Ibnu Abbas bahwa ketika RasuluLlah SAW masuk ke tempat orang-orang anshar , lalu beliau bertanya, “A Mu’minu antum ?” yang artinya “apakah kamu semua beriman ?”

Mereka menjawab, “Kami bersyukur atas kelapangan, kami bersabar atas cobaan, dan kami ridho dengan ketetapan Tuhan”. Lalu RasuluLlah SAW bersabda, “Mukminuuna warabbil Ka’bah”. “Benar kamu semua beriman, demi Yang Empunya Ka’bah”. Nabi SAW bersabda, “Pada sabar atas sesuatu yang tidak kamu sukai itu, banyak kebajikan”. Isa Al-Masih AS bersabda, “Engkau sesungguhnya tidak akan memperoleh apa yang kamu inginkan kecuali dengan kesabaranmu atas apa yang tidak engkau sukai”.
RasuluLlah SAW bersabda, “laukaana shabru Rajululan lakaana kariiman waLlaahu yuhibbus shaabiriin”. Yang artinya, ‘Jikalau sabar itu seorang laki-laki niscaya ia itu pemurah. Dan Allah itu cinta akan orang-orang yang sabar”.

Hadits-hadits yang menerangkan sabar itu tiada terhingga jumlahnya. Adapun atsar maka diantaranya adalah apa yang terdapat pada surat khalifah Umar bin Khatab RA kepada Abu Musa Al-Asy’ari RA yang bunyinya antara lain : sabar pada saat musibah itu baik, dan yang lebih baik daripadanya adalah sabar / menahan diri dari apa yang diharamkan Allah Ta’ala. Dan ketahuilah bahwa sabar itu yang memiliki iman. Yang demikian ini adalah bahwasanya taqwa itu merupakan kebajikan yang paling utama. Dan taqwa itu adanya dengan sabar.
Sayyidina ‘Ali RA berkata, “Iman itu dibangun atas dasar empat yaitu yakin, sabar, jihad dan adil.”‘Ali RA berkata pula, “Kedudukan sabar dalam iman itu sebagaimana kepala pada tubuh. Tidak ada tubuh bagi orang yang tidak ada kepala. Dan tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki kesabaran.Umar RA Berkata, “Amatlah baik dua pikulan yang sebanding, dan amatlah baik tambahan bagi orang-orang yang sabar. Yang dimaksud dua pikulan yang sebandaing adalah ampunan dan rahmat. Sedangkan yang dimaksud dengan tambahan adalah petunjuk. Dan tambahan itu ibaratnya adalah apa yang dibawa di atas dua pikulan yang sebanding tadi atas unta”.

Diriwayatkan oleh Urar RA yang demikian itu pada firman Allah Ta’ala, “Ulaaika ‘alaihim shalawaatun mun Rabbikum warahmah. Waulaaika humul muhtaduun”. Yang artinya” mereka itulah orang-orang yang mendapatkan ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk”. (Al-Baqarah 157).

Adalah Habib bin Abi Habib Al Bashri apabila membaca ayat di bawah ini, “Inna wajad-Naahu shaabiran, ni’mal ‘abdu, innahu awwab”. Yang artinya, “Sesungguhnya Kami dapati ia (Ayub) sebagai seorang yang sabar, sebaik-baik hamba dan sesungguhnya dia tetap kembali (kepada Tuhan). (Shad 44).
Lalu beliau menangis dan berkata, “Alangkah menakjubkan. Ia yang memberi dan Ia yang memuji.” Artinya Ia yang menganugerahkan kesabaran dan Ia yang memujikannya. Abu Darda’ RA mengatakan, “Ketinggian itu adalah sabar akan hukum Allah Ta’ala dan rela dengan takdir Allah Ta’ala”.
Inilah penjelasan tentang sabar dari yang dinukilkan (dari ayat, hadits dan atsar). Adapun dari segi pandangan mata ibarat, maka anda tidak dapat memahaminya selain setelah memahami hakikat sabar dan artinya. Karena mengetahui keutamaan dan tingkatannya itu ialah mengetahui sifat. Maka tidak akan berhasil , sebelum mengetahui yang bersifat dengan sifat tertentu. Maka marilah kami lanjutkan menyebutkan hakikatnya dan maknanya, kiranya kita memperoleh taufik dari Allah Ta’ala.

Mensyukuri nikmat Allah swt,memang perkara sulit.Nyatanya manusia hanya sanggup meleburkan diri dalam hakikat bersyukur sesungguhnya beberapa saat setelah mendapatkan nikmat yg telah di anugerahkan-NYA.Maka inilah yg tidak disadari manusia betapa berlimpahnya rizki dan nikmat yg telah Allah berikan pada kita,tapi betapa sedikitnya ungkapan syukur yg kita curahkan kepada-NYA.

Dalam Al Qur'an surat An -Naml;19;''Tuhanku ,anugerahkanlah aku kemampuan untuk mensyukuri nikmat-MU yg telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapaku dan untuk mengerjakan amal shaleh yg Engkau ridhoi,dan masukanlah aku dengan rahmat-MU ke dalam hamba hamba -MU yg shaleh''.

Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya menerangkan:''Bahwa kalimat syukur ''alhamdulillah'' menempati tingkatan tertinggi bila di bandingkan dengan kalimat tahlil ''laa ilaaha illallah dan tasbih ''Subhanallah''.Keutamaan kalimat tahmid ini, tidak hanya mengandung pengkudusan trhdp Allah swt,tapi juga memiliki makna pertauhidan yg didalamya berkumpul bekerja dengan sempurna.
Dalam sabda Rasulullah:'' Barang siapa mengatakan ''Subhanallah'' ,ia mendapatkan sepuluh kebaikan.Barang siapa mengatakan 'Laa ilaaha illallah' ia mendapatkan dua puluh kebaikan,Barang siapa mengatakan ''Alhamdulillah'' ia mendapatkan tiga puluh kebaikan.Allah mewahyukan kepada Nabi Daud as:''Kalau engkau telah menyadari bahwa apa yg engkau nikmati bersumber dari-KU,maka engkau telah mensyukuri-KU''. semoga bisa menjadikan renungan bagi kita semua.amin

Sumber:kitab taubat ,sabar,syukur.Imam Al Ghazali

Maulid Nabi 2008

Maulid Nabi 2008
Kegiatan PHBI -IRIS 2008